Kamis, 13 Februari 2014

MUTIARA CINTA YANG HILANG

Bersama indahnya petang dan secangkir kopi di teras dapur rumah ku. Suasana yang seakan setia, menemani Mendungnya hati ku. Gundah dan galauya hati dengan seribu pertanyaan tentang kejamnya manusia. Mengapa hidup ini begitu sulit untuk dimengerti? Ataukah manusia sendiri yang membuat hidup ini menjadi sulit untuk dimengerti? Lebih berat dirasakan hati, setelah pandangan ku tertuju kepada canda tiga orang anak pengungsi yang tiba beberapa hari yang lalu di desa ku. Mereka adalah salah satu keluarga yang menjadi korban dari keganasan tragedi ambon yang terjadi sejak tahun 1999. Tragedi berdarah yang menghancurkan nilai-nilai kemanusiaan, dan memutuskan ikatan solidaritas antar umat beragama.
Ku pandangi setiap sisi dari senyum mereka, senyuman yang membuat ku terharu. Adakah senyum indah mereka dapat dihargai dengan setitik kedamaian? Tidak! Yang ada hanya dendam, dendam, dan kekerasan.
Setiap apapun yang dikatakan hati nurani, tak seorang pun mampu mencundanginya. Namun itulah manusia tak pernah mampu terima kekurangan. Semakin jauh aku berhayal, rasanya aku tak ingin terbangun dari hayalan itu.. “hahahahahahahaaaaaaaaaaaaaaaaa. Dengan tawa yang lepas mungkin itu mampu mengahapus duka mereka walau hanya sementara.
“ayu,,, ketawa mu sampai dilirik tetangga tuh,,,! goda Astri, (anak tertua dari mereka).
“ah... masah sih kak? (Tanya Ayu dengan nada seakan pura-pura tak tau).
“ kamu liat deh! anak yang lagi duduk di teras dapur itu! Terang Astri Sambil menujuk kearah ku.
Oh....oh....oh... aku tertangkap pandangan mereka nih, mampus deh... (omelan ku dalam hati karena malu, dan segera cepat-cepat membuang pandangan ku). Diantara malu dan gerogi, ku coba meneguk kopi yang sudah lama menunggu giliranya.
Hayalan bagi sebagian orang mungkin hanya berupa mimpi disiang bolong, atau harapan yang tak mungkin terjadi. Namun, ada diantara kita yang menjadikan hayalan untuk menentukan jalan hidupnya, atau menghilangkan kepenatan hidup yang terasa berat dijalaninya.
“ilham..ilham..kamu tak sholat nak? Udah hampir magrib nih. (teriak mama ku dari dalam rumah).
“sholat ma! Jawab ku sambil bergegas. Aku takut mama omelanya tambah keras kalau tak segara mengikuti apa yang diperintahkan. Apalagi ada tetangga baru, aku kan bisa tambah malu. Oh ya ngomong-ngomong Ayu, cantik juga sih! Sedari tadi aku perhatikan, Ayu lebih ceria dari saudaranya yang lain. Yah mungkin dah sifatnya kali, atau mungkin dia tak mau kesedihanya dilihat sama orang lain. Ah,, ada apa nih sama aku? Ko malah Ayu yang ada dalam pikiran ku. Aku kan mau ke mesjid, segala urusan dunia ditinggalin dulu sebentar nanti bisa sia-sia jadinya sholat ku, (pikir ku dalam hati).
“ma, aku sholat dulu. Sapa ku sambil memberi salam.
“waallaikumsalam,, jawab ayu dari depan rumah ku yang bersamaan dengan mama ku.
Jawaban yang membuat aku kaget, malu dan grogi. Karena baru kali ini, aku bertatapan dan bersua dengan Ayu dari jarak yang sangat dekat. Benar-benar perfection deh..! pikir ku. Ayu, manusia atau malaikat sih? Gumamku karena terpikat dengan kecantikan, kepolosan, dan senyum tipis yang sengaja Ayu jadikan jurus pamungkas saat itu pada ku. Gimana rasanya jika seorang remaja dilanda cinta? Semua kesulitan hidup dirasakan seperti lagi makan coklat setoko. Andaikan, aku jadi pacar kamu, aku tak akan tinggalin kamu. Kali ini aku benar tak mampu tinggalin urusan dunia kayaknya nih (pikir ku dalam hati).
“boleh bareng ke mesjid? Tawar Ayu, yang sedari tadi melihat aku memandanginya dengan pandangan kosong.
“oh.. iya..kenapa tak boleh, ayo.. jangan sampai kita telat, mesjidnya kan lumayan jauh. Jawab ku berupaya menghindari ketegangan, dan mempersilahkan Ayu jalan lebih dulu.
"oh, ya nama aku Ayudian. biasa disapa Ayu. kamu siapa? tanya Ayu.
"aku Ilhamullah, panggil aja Il atau Ilham. jawab ku.

Cinta mulai tumbuh disanubari ku sejak pertemuan singkat bersama Ayu. Masa pertengahan tahun 2000, dimana semua terjadi dengan begitu indah. Hidup tak lengkap setiap harinya, jika tak melihat kepolosan wajah Ayu. Oh, bahagianya hati ini, jika saja engkau mau jadi kekasih ku. Sesering mungkin aku berhayal untuk memiliki wanita itu, kadang aku bosan dengan semua kegilaan ku itu. Tetapi, itulah salah satunya cara terbaik untuk menyenangkan hati ku. “Dasar pecundang! Bisanya hanya berhayal, harus ada yang pasti dong! dalam setiap langkah” (gumam ku dalam hati).
Mula-mula aku hanya berusaha menjadi sahabat yang baik. Namun hati berkata lain, sholat Isa, Subuh, Dzuhur, Azhar, dan Maghrib kita selalu bersama-sama, jika sudah datang petang Ayu sering mengajak ke pantai untuk berenang atau sekedar nikmati matahari terbenam.
Sebulan berlalu, hati tak mampu lagi di bendung. Semuanya sudah dia atur sama Yang Maha Kuasa, selesai Sholat Subuh, aku memberanikan diri mengungkapin kata hati ku. Aku harus nyari kesempatan yang tepat untuk dapatkan hasil yang memuaskan.
“ayu..aku mau jujur sama kamu. Tapi kamu harus janji, setelah kejujuran ku kamu tak akan hindarin aku. Tanya ku mencairkan suasana pagi yang sangat bersahabat.
“emang kamu mau bilang apa il? Tanya Ayu penasaran.
“aku..aku.. mau katakan..!! suara ku terputus seakan ada yang lagi berantem di dalam hati ku. Antara sahabat dan pacar mana yang nantinya Ayu pilih.
“katakan saja Il..! pinta Ayu yang semakin penasaran.
“hmmmm. Aku menarik napas dalam-dalam. Dan kucoba lagi, aku ga mau lewatin moment ini, sahabat atau pacar nantinya Ayu yang tentukan bukan aku, Tegas ku dalam hati.
“Ayu.. aku suka sama kamu, aku mencintai kamu. Setelah semua yang kita lalui bersama-sama aku ngerasa ada yang beda dalam hati ku dan aku tak mampu hindarin rasa ini! Sudah pernah ku coba untuk lupain semua rasa ini namun jika aku ketemu sama kamu lagi, rasa ini selalu menyiksa ku. Maafin aku Yu! jika aku salah, aku hanya berusaha lepas dari derita hati ku.
Suasana sementara terdiam, Ayu tak langsung menjawab pertanyaan ku. Dia hanya terdiam dan sedikit-sedikit tersenyum sediri. Walau awal tadinya, Ayu sempat marah-marah di tempat wudhu karena aku sembunyiin sikat giginya. Meski ia tak tau aku yang kerjain dia, namun aku tetap merasa bersalah.
“kamu serius Il? Tanya ayu. Yang membuka relung pada ku.
“tujuh rius malah.. goda ku menghangatkan suasana.
“aku nanya serius Il. Tanya Ayu ulang.
“iya Yu, aku serius dan semua kata ku dapat kamu pegang. Aku mencintai mu nomor tiga dalam hidup ku.
“kenapa nomor tiga il?. Tanya Ayu bingung.
“yang pertama Allah swt, kedua orang tua dan keluarga ku, dan ketiga kamu.
“terus kamu tak mencintai diri kamu sendiri? Ayu mencoba menambahan konsep pembicaraan.
“saat ini aku belum mampu temukan jati diri ku. Aku sendiri belum tau kalau mencintai diri sendiri itu yang ke berepa. Jawab ku lantang.
“il seandainya aku jadi pacar kamu, kamu tak akan ninggalin atau nyakitin aku kan?
“iya Yu, jika kehidupan di dunia ini tak ada yang abadi, akan aku jadikan cinta kita tak akan pernah ada akhir.
(Sesaat suasana diam, dengan seribu pertanyaan di fikiran).
“aku mau Il jadi pacar kamu. Terang Ayu menutup lamunan ku.
Getaran asmara mulai merambah seluru jiwaku. Tak ada lagi kecemasan, khayalan dan teman-temanya dihati ku. “makasih ayu, kamu dah mau percaya sama aku. Jawab ku dengan nada sedikit terharu.
“you are wellcome, Il. Jawab ayu menggoda. Dengan gayanya yang kekota-kotaan.
“allraight mom, goda ku mengundang tawa Ayu.
Setahun berlalu jalinan cinta kita semakin erat, banyak perubahan yang terjadi dalam hidup ku, aku yang tadinya sering berteman dengan gitar tua, sekarang sudah lebih dewasa dari biasanya. Banyak cara hidup yang Ayu ajarkan pada ku. Salah satunya tetaplah ceria, sabar, dalam menghadapi kepahitan hidup. Walau kadang-kadang aku sendiri tak mampu menerapkanya. Ayu sungguh istimewa buat aku, keistimewaanya terlihat dalam setiap tindakan ku padanya.
“siapa tadi yang terlambat,, tanya ku kepada murid-murid pengajian ku. (Sambil mengisi waktu, membagi ilmu, ayah ku kebetulan membuka tempat pengajian di rumah).
“ ayo yang terlambat maju kedepan, perintah ku lagi.
“ kamu kenapa terlambat Man? Rumah ku sama rumah mu kan dekat! Pertanyaan yang sebenarya walau dijawab pasti dihukum. Karena itu sudah jadi aturan yang disahkan oleh ayahku.
“ketiduran kak. Jawab man singkat.
Tiba-tiba Ayu masuk, sedangkan Man sendiri sudah saya timpali dengan rotan yang sudah ditangan ku. sengaja ayah ambil dari hutan untuk menggugaah kemalasan murid-muridnya.
“assallamualaikumm.. sapa Ayu.
“waalikum salam,, kamu kesini Yu, kenapa kamu terlambat? Tanya ku berpura-pura marah.
(Serentak suasana di dalam ruangan pengajian gaduh dengan tawa anak-anak.)
“huuuuufttt.. bilang aja tak berani..kata salah satu anak.
“ka Ilham tak Adil nanti kalau kita yang terlambat, dihukum. tapi kalo Ayu yang terlambat pasti selalu benar alasanya.
Ah,, nih anak, dah matiin langkah ku. Pikir ku dalam hati sambil tersenyum.
“siapa suruh keadilan sosial diletakan di nomor lima dalam pancasila. Kenapa tak nomor satu atau dua. Ayo jawab? Tanya ku menghidar dari tawanya anak-anak.
“ah..kak Il bisa aja menghindar, terang anak satunya.
“yah sudah diam! Bentak ku.
“ayu kenapa kamu terlambat? Tanya ku pelan.
“aku tak terlambat kok, aku malah tadi lebih awal dari semuanya. Aku dah datang tapi ka ilham nya lagi tidur. Terus disuruh balik dulu ma mamanya kak Ilham. Jawab Ayu jujur.
“emang kamu datang pukul berapa Yu? Tanya ku.
“pukul 02. Lewat 25 menit.
“jadwalnya kan jam 03.00. terangku.
“aku bosan aja di rumah kak.
“baiklah Yu kamu boleh duduk dan lanjutkan pengajian mu.
“itu kan sudah pasti tak dihukum, kata salah satu anak dengan nada mengejek.
Hari-hari berlalu tak lengkap tanpa Ayu. Seribu kenangan tercipta dalam setiap moment. Keceriaan dan kepolosanya adalah kunci kebahagian ku. Sesaat pun aku tak ingin melihhat ayu, sedih. Walaupun hanya cinta monyet, atau cinta anak remaja aku merasakan cinta Ayu adalah tanggung jawab ku.
Kehilangan, kesedihan tak pernah terlintas dalam moment bersamanya. Ceria..ceria...ceria dan tetap ceria biarkan hidup kita, hati kita, merasakan indahnya hidup dalam perdamaian dan cinta kasih. Cara hidup Ayu yang ku jadikan dasar kebahagian. Tak akan kubiarkan orang lain menyakiti perasaan ku, hati ku, karena aku dan hatimu senang melihat mu bahagia. Wow... kata bijak yang sungguh sangat sulit diterapkan dalam kehidupan. “Kebahagian terletak di hati kita Il, cuman kadangkala kebahagian itu tak mampu kita gapai” kata Ayu dalam sebuah moment bersamanya.
Oh..... mutiara mungil ku. aku tak ingin ada orang lain mengambil mu dari dekapan ku. Ya Allah, ku mohon biarkan cinta ini murni kasih sayang, biarkan cinta ini murni kebijaksanaan mu. Satukan hati dan jiwa kami kelak jika kita sudah pantas menjalaninya. Ya Allah, jika keabadian tak ada dalam dunia ini,, maka jadikanlah cinta kita salah satu ikatan yang abadi dalam kasih mu. Amin, (khusu ku dalam doa).
“il nanti malam, kamu kerumah ku ya..ajak Ayu.
“Iya sayang.. goda ku. Tapi insa Allah, kalo tak ada halangan! Jawab ku tenang.
“kok insa Allah Il? Aku tak mau tau, pokoknyya kamu harus datang.
“okelah sayang, yah! kalau kamu maksa. pasrah ku.
“aku tunggu selesai sholat isa. Kamu harus datang jangan telat ya! Pinta Ayu.
“baik bu, goda ku dalam canda, yang sedari tadi memandang wajah Ayu, seperti ada yang sembunyiin dari aku nih. Tak seperti biasanya Ayu seperti ini, apa ada yang salah ya dalam sikap ku? Tanya ku dalam hati.
Malam, seperti yang dijanjikan selesai sholat isa aku langsung kerumah Ayu.
“salam Yu, kamu kenapa tadi tak shlat di mesjid yu? Tanya ku membuka pembicaraan.
“ aku sibuk Il, jadi tak sempat ke mesjid, aku sholat dirumah aja. Jawab Ayu tenang.
“oh ya Yu, mang sibuk ap sih? Tanya ku penasaran.
“ada yang ingin aku katakan pada mu, tapi kamu duduknya dekat aku dulu. Minta Ayu menghindar pertanyaan ku. Tiba-tiba “ummmuazzh,,,bibir Ayu, melekat di pipih ku, bahagianya hati ku seperti tak ada lagi insan yang bahagia seperti ku, ciuman pertama selama setahun perjalanan cinta ku. Ciuman yang membuatku hanyut dalam kebahagiaan dan melupakan semua kesulitan hidup. begitu bahagianya sampai aku lupa, bahwa itu adalah ciuman pertama dan terakhir yang Ayu berikan untuk ku, aku tak sadar bahwa ciuman itu pertanda lahirnya perpisahan, dan kesedihan.
Sambil menatap ku dengan senyum ayu mengatakan kalimat yang membuat hati ku hancur, kalimat yang menghapus rasa dari ciuman barusan. “Il..... besok aku harus balik ke Ambon, aku harus lanjutin hidup dan cita-cita ku di Ambon, karena disanalah aku seharusnya hidup. Aku harus kembali, memulainya lagi. Terang Ayu lurus.
“hmmmm.. nafas ku seakan mo berhenti bekerja.
Ya Allah apa yang akan terjadi? Perpisahan? Kehancuran? Kesedihan? Hilangnya kebahagian ku selamanya? Ayu akan pergi dan tak tau kapan kembali. Ayu akan pergi membawa semua kebahagian ini tuhan. Tak dapatkah kau hentikan semua rencan ini? Ya Allah, jangan pisahkan kami, aku terkapar dalam duka dan derita yang tak tau kapan berakhir nantinya.
“ini foto ku Il. Jika nanti kamu rindu sama aku, biarkan foto ini menemani mu. Ungkapan Ayu dengan menahan air matanya.
Tangan ku seakan tak sanggup menggapai foto dalam genggaman ayu. Aku mencoba menahan semuanya walau sebenarnya pandangan ku sudah kabur karena beningnya air mata.
“ayu, aku tak tau apa aku sanggup merelakan kepergian mu atau tidak aku tak tau selepas kepergian kamu apa jadinya hidupku. Setelah semua yang sudah kita lalui rasanya aku tak sanggup kehilngan kamu. Ungkap ku galau.
Ku coba menahan terus air mata ku. Aku tak ingin kepergianya diringi dengan air mata, walau sebenarnya ingin sekali aku menangis, atau bahkan histeris agar semua orang tau kalau aku tak mampu menerima semua rencana ini.
“il. Kamu mau kan temani aku sampai aku berangkat nanti. Minta ayu dengan suara parau. Ayu sendiri mencoba tetap tegar walau sendi-sendi hati telah diracuni kesedihan.
“akan aku lakukan untuk kamu ayu, asal kamu bahagia.
Suasana menjadi hening.. aku ingin sekali memeluknya namun aku takut jangan sampai pelukan ini, membuat suasana menjadi galau karena tangisan. Kadang aku berusaha menoleh kelain pandangan untuk menghapus air mata ku yang sudah mengepul dipelipis ku.
Malam terasa cepat berlalu, subuh dah tinggal sejam lagi.
“ayu, aku sholat dulu ya. Nanti aku balik lagi.
“iya Il. Aku juga harus bereskan semua bawaan ku dulu.
“salam Yu, (rasanya aku ingin berlari secepatnya kerumah dan menghabiskan air mata ku)
Bagaikan gemuruh yang bergetar keras didalam jantung dan hati ku. Air mata terus mengalir megeringi sujud ku dalam khusu. Setiap kalimat yang ku ucapkan hanya untuk membuat yang Maha Kuasa mampu membatalkan perjalanan Ayu. Namun, tak ada rencana manusia yang lebih baik dari rencana tuhan. Ia menghedaki kebahagian yang lain untuk hambanya. Kebahagiaan yang indah pada saatnya.
Pagi telah tiba ayu, pergi tanpa menoleh kebelakang. Semakin jauh kapal putih berlalu semakin deras tangisan ku. Ayu.. kembali lah pada ku..! kembalilah jika kamu sayang sama aku! Kembalilah dan katakan pada ku kalau semua ini hanya mimpi. Ayuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu........jagan pergi..! ku mohon...(teriak ku dalam hati mengiringi derainya air mata ku).
Semuanya dah musnah yang tersisah hanya kenangan, tak ada lagi Ayu yang selalu menemani ku sholat bersama. Tak ada lagi Ayu, yang sering menyanyi bersama ku, tak ada lagi mutiara mungil ku. Hampa menyelimuti setiap relung jiwa ku. Semuanya berubah setelah Ayu pergi tak ada lagi ilham yang selalu ceria. Hari-harinya di isi dengan lamunan, atau nyayian yang membuatnya harus menahan kesedihan itu sendiri. Tak ada yang mampu melihat sedalam apa duka yang ia pendamkan.
Sebelas tahun sudah aku tak pernah lagi mendegar kabar, atau mengingat wajah Ayu. Foto dah hancur, cinta telah dikikis waktu. Yang ada hanya ungkapan kesetian, “jika tak ada kehidupan yang abadi maka cinta kita tak akan pernah ada akhir” kalimat yang selalu tertanam dalam hati ku.
Aku yang selalu disibukan dengan aktifitas kampus, tak lagi mengingat kenangan itu.dalam sebuah kegelapan malam. Seperti biasa aku harus belajar untuk menyelesaikan studi ku. Sulitnya menyusun Skripsi membuat ku teringat lagi padanya. Sosok mungil yang telah lama hilang dalam ingatan.
Aku tak ingin lewatkan lamunan itu begitu saja. Ku hidupkan kembali netbook ku, dan membuka salah satu situs jejaring sosial (facebook). saat itu sudah pukul 12 malam lewat beberapa menit namun mata kayak sulit untuk dikalahkan.
Aku menulis dalam status ku sebuah kisah masa lalu yang menguras air mata ku puluhan tahun lalu. Yang memberi ku dasar hidup untuk menghadapi sulitnya perjalanan cinta. Setelah beberapa detik salah satu sahabat dunia maya, memberikan komentar, dan di ikuti teman yang lain. Aku sendiri sadari bahwa diantara salah satu teman yang komentar status ku, pasti salah satunya Ayu. Namun aku tak mampu tebak, ku jawab komentar-komentar mereka dengan lantang namun memberi petunjuk pada ku bahwa siapa pun diantara teman yang terpancing dengan komentar ku berarti dia adalah Ayu. Jelang beberapa menit kemudian, salah satu teman berkomentar, komentar yang membuat ku sangat yakin bahwa itu adalah Ayu,
Awalnya Ayu sempat membantah, sanggahan ku. Namun akhirnya dia mengaku. Sentak dalam komentar ku, aku sebut namanya. “ayuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu. Kamu jahat sama aku. Kemana saja kamu selama ini? Kamu tega yu, kamu ninggalin aku dengan semua kenangan. Aku mencintai mu Ayu. Aku mohon jika kamu menganggap ku manusia maka hargailah aku layaknya manusia lainya. Aku hanya ingin mendengar suara dan melihat gambar wajah mu lagi. Please ku mohon yu..aku tersiksa tanpa kamu”.
Setelah itu ayu mengganti foto dalam profilnya, yang awalnya gambar wajah anaknya. Saat yang sangat mengikis air mata ku kembali, dalam tangis aku berfikir siapa yang aku pilih nantinya? Disaat sekarang sudah ada wanita yang mencintai ku dengan tulus dilain sisi aku tak mampu lupakan masa bersama mutiara mungil ku. Ya Allah dapatkah aku hidup diantara dua cinta? Sedangkan hati dan jalan pikiran mereka berbeda. Ya Allah berikan hamba petunjuk.
Hanya Tangisan yang menemani malam ku, aku terus menangis karena takut kehilangan Ayu lagi., dan aku takut menyakiti hati wanita lain. Ya Allah kenapa sekarang engkau hadapkan hamba mu dengan dua pilihan. Aku terus berfikir sampai aku sempat stres. Walau sebenarnya aku bahagia, tetapi untuk apa kebahagian itu, mutiara cinta ku yang hilang kini telah kembali, namun ia tak sendiri lagi. Sekarang ayu sudah punya anak dan statusnya janda. Ayu berpisah sama suaminya sudah hampir setahun. Namun semuanya itu bukan jawaban untuk ku. Jawabanya apakah Ayu masih mencintai ku lagi atau tidak.
Tiga hari lamanya aku berfikir dan kini saatnya aku harus menetukan pilihan. Aku buka lagi facebook ku dan mengatakan semuanya.
“Ayu,, aku sadari mungkin waktu mampu mengikis rasa dihatimu, waktu juga yang mempertemukan kita kembali. Aku hargai niat kamu untuk kembali bersama ku lagi. walau itu mustahil bagi mu, walau aku tak begitu yakin kau mencintai ku atau tidak. Yang pastinya aku ingin, rasa yang dulu pernah ada di hati mu.namun, aku yakin untuk membangun sebuah perasaan tak semudah membangun sebuah rumah. Aku mencintai mu tiada akhir tapi aku tak ingin menyakiti orang lain. Jika suatu saat Azmal (anakmu) bertanya dimana ayahnya? dan kamu tak mendapat jawabanya! maka akulah jawaban yang paling tepat buat mu. Aku akan mencintai Azmal untuk membuktikan kalau cinta kita tak akan ada akhirnya. Dan untuk sementara biarkan tuhan yang menentukan siapa jodoh ku. Jika kamu adalah salah satunya, insa Allah kita pasti bersama. Selamat menempuh hidup barumu Ayu, jangan pernah lupakan masa lalu karena masa itu adalah dasar dimana sebuah kehidupan berawal. Aku akan tetap mencintai mu, walau aku hanya mampu miliki masa lalu dan bukan masa depan mu”.
Aku harus berupaya merelakan cinta yang selama ini aku simpan, walau aku harus kehilangan dia untuk yang kedua kalinya, setelah sebelas tahun berpisah tak ada yang berubah dari wajah Ayu, dia tetap seperti Ayu yang aku kenal dulu. Tingkahnya, candanya, cerianya, dan kesabarnya menghadapi hidup. Sekarang Ayu sudah berikrar tak ingin mencintai kehidupan lain selain kehidupan anaknya dan juga anak ku dari buah cinta yang tak mampu ku miliki.
Hidup tak seperti apa yang kita harapkan atau rencanakan. Allah swt adalah kuasa diatas segalanya. Pertemuan singkat bersama Ayu, aku yakin adalah bagian dari rencana tuhan pada ku. Rencana tuhan yang telah menjawab doa ku puluhan tahun lalu. Doa yang aku panjatkan dalam khusunya hati berserah padanya.
Nantikan aku Ayu, jika kita tak pernah bertemu di dunia, aku yakin Allah akan temukan kita di akhirat nanti. Salam ku dan cium jauh buat anak ku.
aku tak pernah mendewakan cinta tapi aku yakin dasar dari sebuah kehidupan adalah cinta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar